10 Dzulhijjah 1434 H, bertepatan dengan tanggal 15 Oktober 2013. Merupakan hari yang indah. Di hari yang cerah itu, seluruh umat muslim memperingati hari raya Idul Adha.
Dari diskusi pada malam takbiran semalam, Saya bertekad mengajak kk Alfi untuk shalat Idul Adha yang pertama baginya dalam perjalan hidupnya, dan tekad ini didukung penuh oleh istri tercinta saya. Usia kk Alfi saat ini 2 tahun 10 bulan. dan sudah sering saya ajak ke masjid untuk shalat berjamaah, Alhamdulillah anak saya mengikuti gerakan-gerakan shalat, dirumah pun demikian, namun jika shalat berjamaah di masjid (shalat fardhu), Saya selalu berusaha berada di shaf paling belakang dan berada di bagian ujung shaf, agar tidak mengganggu/merusak tertibnya shaf.
Pagi itu 10 Dzulhijjah 1434 H cuaca sangat cerah, kakak Alfi sepertinya tahu akan diberikan pengalaman dan pelajaran baru di hari itu. Beliau sungguh ceria sejak bangun tidur (pas azan subuh) sampai di lapangan tempat shalat id. Sejak bangung tidur kakak alfi mengikuti saya berkatifitas kemanapun, sambil terus mengingatkan untuk shalat ke masjid (padahal shalatnya akan dilakukan dilapangan).
Setelah mandi dan semua siap, saya, kakak Alfi dan eyang berangkat ke lapangan parkir di suatu perkantoran, dimana dulu orang tua saya(papa) bertugas. kebetulan Papa saa itu kebagian jadwal sebagai panitia, sehingga harus datang lebih pagi dari kami, sehingga kami tidak pergi bersama-sama, sedangkan istri saya tinggal di rumah untuk karena anak saya yang kedua yang baru berusia 6 bulan belum bisa diajak shalat id.
Sesampainya dilapangan seperti biasa, saya mencari shaf belakang dan berada di ujung shaf agar tidak menggangu kekhusukan dan merusak tertibnya shaf. Kakak Alfi tampak sangat menikmati bertakbir bersama di lapangan, keceriaannya makin meningkat. Saat shalat akan dimulai, si kakak segera mengambil sikap berdiri sempurna untuk takbiratul ikhram. karena shalat id di rakaat pertama dilakukan 7 kali takbir setelah takbiratul ikhram, si kk seperti kecolongan karena berkali kali beliau mau rukuk, tapi jamaah lain tidak ada yg rukuk. :) dan seperti biasa saaf lafal alfatiha di bacakan, kakak Alfi pun berusaha mengikuti bacaan alfatiha itu. Di rakaat kedua pun kakak Alfi seperti kebingungan lagi karena ada 5 takbir tapi jemaah tidak rukuk juga. :)
setelah shalat usai, beberapa orang meninggalkan lapangan, padahal mendengarkan khutbah seusai shlat id merupakan salah satu hal yang menyempurnakan shalat id, Untung kakak Alfi tidak rewel di shalat id pertamanya ini, meskipun di lapangan, kakak alfi tetap ceria, dengan manjanya beliau berbaring di pangkuanku sambil menatap awan yang cerah dan sesekali burung melintas di udara, Alfi pun terhanyut dalam khayalnnya.. Sungguh indah masa kanak-kanak. Dan saya sangat beruntung dapat menemani anak saya tumbuh kembang seperti saat ini. Alhamdulillah, terimakasih ya Allah.
Usai shalat kami pulang kerumah, dan suasana hati kakak Alfi yang ceria, beruah menjadi galau saat di ajak makan, huft, kambuh lagi penyakit males makannya. hehehehehe
A.Yosheri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar