Rabu, 23 Maret 2011

Able Bodied Passenger

Untuk kesekian kalinya saya berpergian menggunakan transportasi udara, kali ini saya mengunakan transportasi udara untuk menunaikan tugas dinas luar kota. Ingat sekali kala pertama saya bepergian dengan transportasi ini, kala itu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 2, bersama orang tua (mama & papa) dan kedua kakak saya (mbak Ayu dan kak Dodhy). maskapai yang digunakan adalah Pelita Air Service. Dari Kota Palembang menuju kota Jakarta. Pelayanan maskapai ini sungguh excellent (tidak seperti saat ini, tidak bermaksud menjatuhkan salah satu maskapai manapun, red). Dan intensitas menggunakan transportasi udara semakin meningkat seiring berjalannya waktu, karena saat kuliah saya mencari ilmu di pulau lain (baca : luar sumatera, red), jadi dikala akan kembali ke hometown(Palembang), 'biasanya' saya menggunakan transportasi ini, ('biasanya' artinya tidak selalu menggunakana transportasi udara, pernah beberapa kali mencoba pengalaman dengan melakukan perjalanan 'estafet', bis-kapal-kereta, perjalanan seperti ini juga mengasyikan tapi butuh stamina prima tuk melakukannya, heheheh). 
Gambar 1. Foto Kota Jakarta dari atas pesawat di kala senja *

Kembali ke judul yang saya buat 'Able Bodied Passenger', sejak kuliah (hingga sekarang), ketika saya bepergian menggunakan transportasi udara, sering saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah seorang yang di maksud dari judul diatas, jikalau di persentasikan kedalam persentase, 90% dari perjalanan saya menggunakan moda transportasi udara (terhitung hingga tanggal 20 Maret 2011), saya sering ditempatkan sebagai salah satu 'Able Bodied Passenger'. Dan tulisan ini tidak bermaksud menyombongkan diri atau maksud negatif yang lain. Saya hanya ingin share apa yang dimaksud dengan judul diatas, dan evaluasi kepada diri saya sendiri khususnya dan rekan-rekan yang lain pada umumnya.

Berdasarkan pedoman yang saya baca (biasanya ada di kantong di depan kursi) yang dimaksud dengan Able Bodied Passenger adalah 'Penumpang yang mampu dan bersedia membantu awak kabin "yang harus memenuhi kriteria tertentu"'. Ini pengertian yang saya dapatkan dari pedoman yang saya baca kala saya sedang mengikuti penerbangan bersama maskapai Lion Air.
 Gambar 2. Pengertian Able Bodied Passenger menurut pedoman Lion Air*
  

Di pedoman tersebut jelas tertulis, 'Apabila anda berkeberatan, kami dapat memindahkan tempat duduk anda dan menempatkan penumpang lain yang bersedia'. Jadi cukup jelas bahwa tidak ada unsur paksaan untuk menjadi salah seorang Able Bodied Passenger. Jadi untuk rekan-rekan yang membaca tulisan saya ini, jikalau Anda tidak bersedia di tempatkan di posisi/tempat duduk Able Bodied Passenger, jangan ragu untuk menyampaikan keberatan atau ketidakbersediaan saudara kepada awak kabin yang bertugas saat itu.

Jikalau saya perhatikan, pola yang terbentuk untuk pemilihan/penempatan tempat duduk untuk menjadi salaha satu Able Bodied Passenger adalah Ground crew yang menentukan apakah seseorang layak untuk menjadi salah seorang Able Bodied Passenger dalam penerbangan yang akan ia tempuh (tetapi terkadang, ground crew juga mengalami kekeliruan dalam menentukan hal ini, saya pernah menemui beberapa kali). Karena itu ada kriteria standar yang di terapkan dalam penerbangan (mohon petunjuk dan bimbingan bagi pengamat dirgantara, jikalau ada tulisan saya yang salah, red). 

Sekilas pandang kebanyakan orang yang dipilih atau ditempatkan posisi duduknya sebagai Able Bodied Passenger  adalah orang yang berpergian sendirian (jikalau pandangan saya ini salah, mohon di koreksi, ini saya ambil kesimpulan dari pengalaman saya yang sering bepergian sendirian, dan juga hasil wawancara (baca : ngobrol, red ) dengan penumpang lain yang ditempatkan di posisi/tempat duduk Able Bodied Passenger).


Gambar 3. Pintu darurat dan instruksi penggunaannya*

Gambar 4. Handle pintu darurat *

Biasanya tempat duduk Able Bodied Passenger  berada di dekat pintu darurat. Karena posisi berada didekat pintu darurat, maka ruang untuk kaki pun agak sedikit lega, dengan tujuan memperlancar akses keluar saat terjadi kejadian darurat/emergency. Karena kelegaan ruang kaki inilah, terkadang beberapa penumpang memesan kepada ground crew agar ditempatkan di tempat duduk dekat jendela darurat / posisi Able Bodied Passenger. Jikalau penumpang tersebut memenuhi kriteria ya tidak apa-apa, yang menjadi masalah jikalau penumpang tersebut tidak memenuhi kriteria. Karena itu bersikap bijaklah saat akan mengajukan diri untuk duduk di dekat pintu darurat, karena saat itu juga anda telah memutuskan apakah akan mampu dan menjadi seorang Able Bodied Passenger atau tidak, jikalau tidak, baiknya urungkan niat yang dimaksud. Saya pribadi juga tidak pernah mengajukan diri tuk duduk dekat pintu darurat dan menjadi bagian Able Bodied Passenger. Tetapi Ground Crew  yang selalu menempatkan saya disana. Dan jikalau anda ditempatkan dan bersedia menjadi bagian Able Bodied Passenger maka pahami prosedure, peraturan dan diberlakukan di masing-masing pesawat (udah kayak paham banget bahasanya, tapi seingat saya dari beberapa maskapai yang pernah saya tumpangi, selalu mengingatkan hal demikian heheheh)
Gambar 5. Ruang kaki yang cukup lega berada di kursi dekat pintu darurat *

Info tambahan, biasanya di dekat pintu darurat ada rambu/petunjuk untuk tidak meletakan tas/barang di area ini. karena dapat menghambat evakuasi (tentunya di setiap penerbangan kita selalu berdoa agar pintu darurat tidak digunakan, (baca : tidak ingin terjadi sesuatu yang merugikan ataua berbahaya, red)), jadi mari kita saling mengingatkan jikalau kita kebetulan ditempatkan di tempat duduk dekat pintu darurat, bertindakla bijak dengan tidak meletakan barang/tas di area ini, tidak perlu menunggu awak kabin menegur kita :)

Sepertinya tulisan yang saya buat kali ini bisa membuat pembaca lelah dan bosan, maka saya akhiri tulisan ini. di tulisan saya berikutnya saya akan menuliskan kriteria dan tugas Able Bodied Passenger. 


Besar harapan saya setelah membaca tulisan yang saya buat ini, pembaca dapat lebih menyadari, memahami dan tidak bersifat egois ketika bepergian menggunakan transportasi udara.
Atas perhatian dan waktu pembaca untuk membaca tulisan ini, saya ucapkan terimakasih

Salam,
Arie Yosheri

* semua poto yang berada di tulisan ini, saya ambil menggunakan peralatan Handphone Sony Ericsson dengan mode : Flight mode, yang tidak menimbulkan sinyal/menerima sinyal yang dapat mengganggu penerbangan, mohon lebih bijak dalam menggunakan peralatan elektronika, peralatan komunikasi, ketika berada di dalam pesawat untuk keselamatan bersama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar