Rabu, 23 Januari 2013

KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2012 (Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, Badan Pusat Statistik)


Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2012
1.  Tingkat pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32 persen (7,61 juta) mengalami penurunan disbanding TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen dan TPT Februari 2011 sebesar 6,8 persen.
2.     Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 112,8 juta orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang disbanding keadaan pada Agustus 2011 sebesar 109,7 juta orang atau bertambah 1,5 juta orang disbanding Februari 2011
3. Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 120,4 juta orang, bertambah sekitar 3,0 juta orang disbanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 117,4 juta orang disbanding Februari 2011
4.  Selama setahun terakhir (Februari 2011 – Februari 2012), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama disektor perdagangan sekitar 780 ribu orang (8,36 persen), serta sector keuangan sebesar 720 ribu orang (34,95 persen). Sedangkan sector – sector yang emngalami penurunan adalah sector pertanian 1,3 juta orang (3,01 persen) dan sector transportasi, pergudangan dan komunikasi sebesar 380 ribu orang (6,81 persen)
5.   Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2012 sebesar 77,2 juta orang (68,48 persen) bekerja 35 jam keatas perminggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam perminggu mencapai 6,9 juta orang (6,08 persen)
6. Pada Februari 2012, pekerja pada jenjang pendidikan SD kebawah masih tetap mendominasi yaitu sebesar 55,5 juta orang (2,77 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan Diploma sekitar 3,1 juta orang dan pekerja dengan pendidikan Universitas hanya 7,2 juta orang (6,43 persen)

Pendapat Penulis
   Per Februari 2012 jumlah Pengangguran Terbuka adalah 7,61 Juta (6,32 persen) mengalami penurunan dsbanding Pengangguran Terbuka Februari 2010 8.59 juta (7,4 persen). Yang menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Indonesia secara berurutan adalah sektor pertanian, jasa kemasyarakatan, dan sektor industri. Meskipun pada periode (Februari 2011 - Februari 2012) sektor pertanian mengalami penurunan 1,3 juta orang (3,9 persen) dan sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi juga mengalami penurunan sebesar 380 ribu orang (6,81 persen). Artinya ada deindustrilisasi dengan ditandai menurnnya sektor tersebut dan ditandai dengan gulung tikarnya beberapa perusahaan/pabrik terutama pabrik-pabrik berskala menengah ke bawah. Seperti yang kita ketahui sedikit banyak ini diakibatkan seringnya/banyaknya tuntutan dari pekerja kepada pemiliki pabrik untuk meningkatkan upah kerja, sehingga investor merasa tidak aman dan nyaman, hingga akhirnya memaksa investor memilih menutup pabrik dan berinvestasi ke negara/daerah lain. Dan hal ini dapat menyebabkan pengangguran alamiah. Sedangkan sektor perdagangan mengalami kenaikan sekitar 780 ribu orang (3,36 persen), serta sektor keuangan juga mengalami kenaikan sebesar 720 ribu (34,95 persen). Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker). yaitu pekerja pada kelompok 35 jam keatas pada Februari 2012 jumlahnya mencapai 71,2 juta orang (34,95 persen). Namun dalam setahun terakhir, pekerja tidak penuh waktu meningkat 1,36 juta orang (3,98 persen), dan hingga Februari 2012 masih terdapat 6,9 juta orang (6,08 persen) pekerja yang bekerja kurang dari 15 jam per minggunya. Perbaikan kualitas pekerja ditunjukan oleh kecendrungan menurunnya pekerja berpendidikan rendah dan meningkatnya pekerja berpendidikan tinggi. Dalam setahun terakhir, pekerja berpendidikan rendah menurun dari 76,3 juta orang (68,6 persen) pada Februari 2011 menjadi 75,8 juta orang (67,2 orang) pada Februari 2012. Sementara pekerja berpendidikan tinggi meningkat dari 8,9 juta orang (7,96 persen) pada Februari 2011 menjadi 10,3 juta orang (9,19 persen) pada Februari 2012. Meskipun terjadi perbaikan kualitas pekerja selama setahun terakhir terdapat peningkatan Pengangguran Terbuka untuk tingkat pendidikan SD kebawah naik 0,13 persen dan pengangguran terbuka untuk pendidikan Diploma I/II/III naik 0,34 persen dan ini dapat dikatakan pengangguran struktural.


Solusi yang mungkin untuk pengangguran alamiah yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas produksi yang mampu menyerap adalah :
1.      Pemerintah harus berusaha menambah kapasitas factor produksi
2.      Membuka lapangan kerja baru yang padat karya
3.      Menitik beratkan pembangunan pada sector riil, bukan sector keuangan atau pasar modal
4.      Mengusahakan kesempatan kerja diluar negeri

Selasa, 22 Januari 2013

PERLINDUNGAN KONSUMEN


Perlindungan hukum terhadap konsumen sangat dibutuhkan. Suatu contoh yang pernah saya alami adalah saat berbelanja produk di pasar swalayan.
Sering kita jumpai iklan-iklan di media cetak maupun media elektronik, yang memberitakan/menyampaikan informasi bahwa sedang ada promosi di suatu swalayan sehingga harga di swalayan tersebut sedang mengalami diskon (potongan harga), meskipun kita tidak tahu secara detail bagaimana mekanisme potongan harga yang dimaksud.
Saat hari kejadian ini berlangsung tidak ada kegiatan promo atau diskon pada swalayan yang bersangkutan. Ketika tahap mencari dan memilih produk yang akan di beli sedang saya lakukan, saya mendapati suatu produk yang saya butuhkan dengan harga yang dibawah kondisi normal.  Sayangnya pada saat saya cek barcode untuk mencek harga yang tertera di system swalayan tersebut, harga yang dimaksud ada perbedaan, dimana harga aslinya/harga yang tertera di system berbeda dengan harga yang tercantum di label rak display. Hal ini saya sampaikan kepada supervisor counter/area. Dan dijelaskan oleh supervisor bahwa benar memang terjadi pemasangan label. Label yang tertera saat itu merupakan label beberapa hari sebelumnya dimana masa promo/diskon sedang berlangsung. Dan supervisor yang bertugas saat itu hanya dengan entengnya menyobek label yang dimaksud dan memanggil bawahannya untuk memasang label yang benar, dan meninggalkan saya tanpa penjelasan lebih lanjut atau permohonan maaf.
Memang dalam hal ini, saya sedikit melupakan beberapa hal yang dapat dijadikan bukti/dasar saya untuk mengajukan complain kepada perusahaan atau swalayan yang dimaksud. Pertama, Saya tidak mengambil gambar pada label harga sebelum di sobek oleh supervisor yang berkaitan. Kedua saya tidak mengambil gambar harga yang tertera di system, ketiga saya tidak mengingat nama supervisor yang saya temui itu, ke empat saya tidak mengambil gambar tindakan yang dilakukan supervisor tersebut.
Dengan pengalaman ini, diharapkan kepada para konsumen untuk dapat lebih berhati-hati dan teliti dalam bertransaksi. Agar tidak terjadi kerugian konsumen. Dan diharapkan kepada pelaku usaha untuk dapat menerapkan standar aturan yang lebih ketat dan jelas, sehingga tidak menimbulkan kerugian konsumen dan tidak menjadi senjata yang dapat menyerang pelaku usaha.